Cermati Beda Nyeri Lambung Akibat Maag Dengan Kolelitiasis Dan Koledokolitiasis


Rasa nyeri itu datang mendadak menyerang perut Andree Priyanto. Namun pegawai swasta ini tak menggubris rasa sakit itu. "Karena rasa nyerinya hanya sebentar dan langsung hilang," kata dia. Tapi rasa nyeri itu sering balik lagi. Bahkan bukan hanya perut, tapi punggungnya juga terserang rasa nyeri yang sama.

Ketika diperiksa ke dokter, rasa sakit itu diduga berkaitan dengan maag atau masalah lambung, lalu diobati. Sayangnya, rasa nyeri itu kembali lagi. Puncaknya, akhir bulan lalu, Andree akhirnya menjalani rawat inap.

Cermati Beda Nyeri Lambung Akibat Maag Dengan Kolelitiasis Dan Koledokolitiasis


Dua rumah sakit sudah Andree singgahi, namun ia tak jua menemukan kelainan di organ tubuhnya. Di rumah sakit ketiga, baru dia mengetahui bahwa ternyata ada yang salah dengan empedunya. "Ada batu yang bersarang di empedu," kata Andree. Batu itu bersarang di saluran empedu dan kandung empedu.

Batu empedu adalah timbunan kolesterol di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.

Pemeriksaan kolelitiasis dapat dilakukan melalui pemeriksaan fungsi hati, USG, dan CT Scan. Dengan perangkat yang lebih canggih dan diagnosis paling akurat untuk radang kandung empedu, dapat diperoleh dari pemeriksaan skintigrafi hepatobilier, yang memberikan gambaran dari hati, saluran empedu, kandung empedu, dan bagian atas usus halus.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr Imam Effendi, SpPD, KGH, salah satu fungsi empedu adalah mengatur asam dan basa makanan di dalam tubuh. Makanya, kata dia, jika empedu bermasalah, sering didiagnosis maag. "Karena makanan yang asam bisa menyebabkan maag," kata dia.

Berbeda dengan maag, yang biasanya disertai rasa nyeri di perut. Pada mereka yang mengalami gangguan batu empedu, nyeri dirasakan di perut kanan bagian atas. "Bahkan bisa sampai ke punggung atau bahu," kata dia.

Umumnya, batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita. Faktor risiko lain terjadi pada mereka yang berusia 40 tahun ke atas, obesitas, atau konsumsi tinggi lemak. "Biasanya dikenal faktor tiga F (female, forty, and fat)," kata Dr Imam.

Kenapa wanita lebih rentan? Ditengarai itu karena faktor hormon. Meski begitu, kaum Adam juga belum tentu terbebas dari ancaman batu empedu ini. Terutama pada mereka yang menyukai makanan berlemak. Makanan tinggi lemak memang menjadi salah satu penyebab timbulnya batu empedu--walaupun bukan sebagai penyebab utama.

Batu empedu terbentuk dari timbunan kolesterol, dan sebagian kecil lainnya dari garam. Batu ini awalnya terbentuk dari cairan empedu yang mengandung kolesterol. Saat cairan empedu jenuh oleh kolesterol, maka kolesterol tidak larut dan mengendap di luar empedu.

Jika batu empedu tiba-tiba menyumbat saluran empedu, si penderita akan merasakan nyeri. Nyeri ini cenderung muncul perlahan dan hilang perlahan, tapi tajam. Lokasi yang paling sering timbul rasa nyeri adalah bagian di perut kanan atas dan bisa menjalar ke punggung kanan.

Obstruksi atau halangan pengaliran getah empedu ke dalam usus dua belas jari atau duodenum akan menimbulkan gejala yang khas, yaitu getah empedu yang tidak lagi dibawa ke dalam duodenum akan diserap oleh darah, hingga kadar bilirubin menjadi meningkat. Penyerapan empedu ini membuat kulit dan membran mukosa berwarna kuning.

Sering kali batu ini diketahui sudah telat. Pada beberapa kasus, batu empedu yang telat dioperasi akhirnya merembet ke hati. Bahkan bisa mengantarkan maut.

Pada pasien yang batu empedunya sudah akut, kandung empedunya terpaksa diangkat. Andree termasuk penderita yang empedunya diangkat. Saluran empedunya dibersihkan. Menurut Andree, tak ada efek samping hidup tanpa kandung empedu. Hal ini diiyakan Dr Imam. "Banyak yang hidup tanpa empedu dan tak masalah," kata Dr Imam.

Hanya, Andree kini menjadi lebih sering buang air besar. "Jadi mudah lapar dan mudah buang air besar," kata dia. "Ini karena arus pencernaan semakin cepat dengan absennya empedu, tapi tak masalah."

Untuk mencegah munculnya batu empedu, salah satu langkah yang disarankan Dr Imam adalah mengurangi konsumsi lemak.
Makanan Mencegah Kolelitiasis

  1. Kurangi asupan makanan yang berasal dari hewani. Termasuk di dalamnya, makanan cepat saji, makanan yang berminyak, berbumbu tajam, daging merah, telur, susu, jagung, kacang, butter, margarin, mayones, dan makanan yang digoreng.
  2. Banyak makan serat, seperti sayur dan buah. Hindari lemak jenuh, dan batasi konsumsi tepung atau makanan dengan tambahan gula.
  3. Diet rendah lemak akan membantu mengurangi risiko kolelitiasis. Porsi lemak yang diizinkan adalah 30 gram per hari.
  4. Jika mengkonsumsi makanan dari hewan, daging unggas dan ikan adalah yang terbaik, tapi dibarengi dengan buah, sayur, serta 10-20 gelas air per hari.
  5. Jaga berat badan ideal. Jika terpaksa menurunkan berat badan, sebaiknya tidak lebih dari satu kilogram per minggu.
  6. Hindari diet keras atau mengkonsumsi kalori dengan sangat sedikit, kurang dari 800 kalori per hari.
  7. Jika suka minum susu, ganti susu biasa dengan susu bebas lemak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kesehatan (50) Fisikologi Anak (37) Ibu dan Buah Hati (36) Rahasia Pria (33) Pasangan Hidup (31) Fisikologi (30) Anak (29) Agama (28) Tips dan Triks (28) Karyawan (25) Puasa Dan Lebaran (25) Ramuan Herbal (25) Kehamilan (23) Filosofi (21) Orang Tua (20) Penyakit (20) Rahasia Wanita (20) Beauty (19) Rahasia Tubuh (19) Produk (18) Suami Isteri (17) Tips and Trick (17) Health (16) Insomnia (16) Pendidikan (16) Pendidikan Anak (15) Rumah Tangga (15) Gaya Hidup (14) Lifestyle (14) Mitos dan Fakta (13) Tekhnologi Untuk Anak (13) Bahasa Tubuh (12) Budaya (12) Kasih Sayang (12) Kecerdasan Anak (12) Friendships (11) Kecantikan (11) No Smoking (11) Remaja (11) Diet (10) Kehidupan (10) Masalah Tidur Pada Anak (10) Autisme (9) Breast Bancer (9) Kesehatan Anak (9) Beauty Products (8) Makanan (8) Dating (7) Fashions (7) Kesehatan Wanita (7) Kesehatan Gigi (7) Moral (7) Beauty Recipes (6) Facebook (6) Hukum Islam (6) Kartu Kredit (6) Perawatan Rambut (6) Pernikahan (6) Perselingkuhan (6) Jewelry (5) Kesehatan Kulit (5) Pengobatan (5) Bayi Prematur (4) Breast Feeding (4) Fenomena (4) Keamanan (4) Products (4) Therapy (4) Wedding (4) Baby Gift (3) Baby games (3) Inner Beauty (3) Kejahatan (3) Multivitamin (3) Online Dating (3) Pendidikan Keluarga (3) Rezeki (3) Seluk Beluk Payudara (3) Seni Bercinta (3) Tekhnologi (3) Baby Names (2) Internet Marketing (2) Kanker Payudara (2) Kesehatan Telinga (2) Nasionalisme (2) Natural Beauty (2) Para Penguasa (2) Penyakit Jantung (2) Seksologi (2) Selebritis (2) Sleep (2) Teroris (2) Tontonan Anak (2) Alergi (1) Cancer (1) Demam Berdarah (1) Diabetes (1) Indonesia (1) Kenangan (1) Kesehatan Mata (1) Lung Cancer (1) Natural Product (1) Party (1) Penyakit Maag (1) SEO (1) Science (1) Seluk Beluk Ciuman (1) Seluk Beluk Vagina (1) Wa (1) m (1)