Ingin Sehat dan Cerdas. ?... Tertawalah 500 Kali Sehari


Jika bayi baru dapat merespons lelucon fisik, menginjak usia 2 tahun mereka mulai dapat mengerti sumber lelucon lainnya. Pada usia ini sense of humor yang timbul rangsangannya bersumber pada keganjilan atau keanehan. Misalnya, saat kita meletakkan sepatu di atas kepala, bagi anak-anak di usia ini hal tersebut sangat lucu, karena sepatu “digunakan” sebagai topi. 

Boleh dibilang, pada usia ini, tahap perkembangan sense of humor anak termasuk kategori tahap primitif. Namun demikian, pada masa ini justru perkembangan sense of humor anak memasuki tahap penting, karena sesuatu yang tidak lazim tersebutlah yang dapat membuat anak tertawa sekaligus ia memahami tertawa dapat mengurangi rasa ketakutannya.

Herlina Liem Psi, psikolog dari LPT UI mengatakan, memasuki usia 3 hingga 5 tahun, anak mulai paham ungkapan verbal bisa dianggapnya sebagai sesuatu yang lucu. Kini anak tidak lagi tertawa karena adanya keganjilan fisik, tetapi adanya keanehan pada konsep. Misalnya, ketika ia melihat anak seusianya minum dengan dot, ia tidak tertawa. Tapi, saat melihat ayahnya minum dengan dot, anak bisa menertawakannya. Selanjutnya humor anak pun akan terus beranjak ke tahap berikutnya, sejalan dengan perkembangan kemampuan bahasa yang dimiliki yang kian rumit serta pemahamannya terhadap kata-kata yang memiliki makna ganda.

Tertawalah 500 Kali Sehari

Anak Tidak Tertawa = Tanda Tidak Sehat 

Tahukah Moms bahwa anak usia empat hingga lima tahun rata-rata tertawa 500 kali sehari? Jika kurang dari itu, sebaiknya Anda mencari tahu penyebab kenapa si anak bermuka muram. Karena itu menunjukkan tanda-tanda tidak sehat, bisa jadi secara fisik maupun psikologis. Sebenarnya setiap anak lahir sudah membawa sense of humor. Misalnya, tawa anak sudah ada sejak bayi, mereka sudah bisa tertawa dengan "ciluk ba". Yang jelas, sense of humor bukanlah sesuatu hal yang bisa dipalajari, rasa itu hadir secara alamiah, tidak dapat dipaksakan atau dibuat-buat.
Orangtua adalah contoh utama bagi anak-anak. Karena sense of humor yang ditunjukkan oleh anak pasti akan merujuk dari sense of humor yang disuguhkan orangtua. Bila lingkungan rumah kaku, anak-anak akan sulit mengekspresikan dirinya. Alhasil potensi humor sulit muncul.

Apa yang Dianggap Lucu oleh si Preschooler?

Hal yang dianggap lucu bagi anak prasekolah biasanya hal-hal yang tidak masuk akal, kata-kata konyol, gambar dan gerakan slapstick. Misalnya gambar kucing berkacamata atau saat Dads memasukkan dot ke dalam mulutnya.

Menyanyikan lagu favorit si kecil dengan mengganti beberapa baris lirik dengan kata-kata dan nada yang salah. Ketika kita berpura-pura bingung atau lupa, mereka akan tertawa geli. Namun percayalah, Anda tak hanya akan mendapat tawanya saja, tapi juga mendorong si kecil berpikir, sambil tertawa anak akan mengoreksi dan memahami bahwa orangtua tak selalu benar dan mengetahui segalanya. Boneka yang bisa bicara dengan alunan musik dan logat bicara yang kocak juga dapat membuat anak terpingkal-pingkal.

Saat orangtua berperan tidak seperti biasanya, misalnya seperti kakek-kakek atau nenek-nenek, anak bisa menganggap hal itu sebagai sesuatu yang lucu. Tapi hati-hati Moms&Dads, bila Anda “berakting” terlalu lama bisa jadi anak menjadi bingung, bahkan membuat mereka takut dan menangis.

Manfaat Sense of Humor

Baik untuk kesehatan. Humor memungkinkan anak menemukan cara mengatasi stres dan kecemasannya. Humor juga dapat menyelamatkan anak dari malu atau mengatasi amarahnya.

Lewat kepekaan humor, kekecewaan hati tidak sampai membuat anak bertindak agresif atau membuatnya depresi. Selain itu, humor sangat baik untuk kesehatan anak antara lain menurunkan tekanan darah.

Mengendalikan lingkungan sosial. Kemampuan humor merupakan keterampilan sosial yang berperan penting. Karena dengan humor, anak dapat menyampaikan apa saja yang disukai dan tidak disukai atau menyampaikan perasaan negatif atau perasaan positifnya dengan cara simpati pada orang lain. Dengan humor juga anak dapat memelihara relasinya dengan teman-temannya. Anak-anak yang humoris biasanya mudah melawak dengan tangkas, sehingga membuat orang lain tertawa. Situasi ini mendorong anak yang sangat berhasrat bersosialisasi mengulang perilakunya yang dapat membuat orang lain tertawa dan anak gembira mendapat pendengar. Hal ini merupakan tanda bahwa ia mulai dapat mengendalikan lingkungan sosialnya.

Meningkatkan kecerdasan emosi. Hindari membuat lelucon seputar ras, agama, kebodohan, dan etnis orang lain. Lebih baik mengembangkan rasa humor anak untuk mengurangi dorongan agresivitas dan kamarahannya dengan menjaga perasaan orang lain. Inilah aspek penting yang perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan kecerdasan emosinya. Banyak ahli sepakat pribadi yang humoris dan peka lingkungan akan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang ada baik dari dalam maupun luar dirinya. Mereka inilah yang tangguh menghadapi masa depan yang penuh tantangan.


  • Fatwa MUI Haramkan Foto Pre Wedding ... !!!
    Pengharaman kegiatan fotografi pra nikah (pre wedding) oleh forum bahtsul masail Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) se-Jawa Timur ke-12 di Ponpes Lirboyo, Kediri, diamini Ketua Majelis…
  • Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Keberkahan Rizki
    Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Keberkahan Rizki - Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Dia semata. Yang jika…
  • Dangers Of Smoking
    Dangers Of Smoking - Almost everybody knows that smoking is bad for the health. Images of blackened lungs line school hallways and hospital waiting rooms, but despite this people continue to take up…
  • Inilah Beberap Hal Yang Seksi Tentang Pria
    Hal-Hal Yang Seksi Tentang Pria. Banyak pria berada di sekeliling wanita, namun hanya beberapa diantaranya yang menarik perhatian. Padahal banyak hal dalam diri seorang pria yang menarik perhatian…
  • Inilah Tanggapan Kemendikbud minta Disdik tegur guru salahkan PR Matematika siswa Yang bikin Heboh facebook
    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kaget mendengar kasus ada siswa yang pekerjaan rumah (PR) Matematika-nya hanya mendapat nilai 20 meski jawabannya benar. Siswa tersebut mendapat ponten merah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kesehatan (50) Fisikologi Anak (37) Ibu dan Buah Hati (36) Rahasia Pria (33) Pasangan Hidup (31) Fisikologi (30) Anak (29) Tips dan Triks (29) Agama (28) Karyawan (25) Puasa Dan Lebaran (25) Ramuan Herbal (25) Kehamilan (23) Filosofi (21) Orang Tua (20) Penyakit (20) Rahasia Wanita (20) Beauty (19) Rahasia Tubuh (19) Produk (18) Suami Isteri (17) Tips and Trick (17) Health (16) Insomnia (16) Pendidikan (16) Pendidikan Anak (15) Rumah Tangga (15) Gaya Hidup (14) Lifestyle (14) Mitos dan Fakta (13) Tekhnologi Untuk Anak (13) Bahasa Tubuh (12) Budaya (12) Kasih Sayang (12) Kecerdasan Anak (12) Friendships (11) Kecantikan (11) No Smoking (11) Remaja (11) Diet (10) Kehidupan (10) Masalah Tidur Pada Anak (10) Autisme (9) Breast Bancer (9) Kesehatan Anak (9) Beauty Products (8) Makanan (8) Dating (7) Fashions (7) Kesehatan Wanita (7) Kesehatan Gigi (7) Moral (7) Beauty Recipes (6) Facebook (6) Hukum Islam (6) Kartu Kredit (6) Perawatan Rambut (6) Pernikahan (6) Perselingkuhan (6) Jewelry (5) Kesehatan Kulit (5) Pengobatan (5) Bayi Prematur (4) Breast Feeding (4) Fenomena (4) Keamanan (4) Products (4) Tekhnologi (4) Therapy (4) Wedding (4) Baby Gift (3) Baby games (3) Inner Beauty (3) Kejahatan (3) Multivitamin (3) Online Dating (3) Pendidikan Keluarga (3) Rezeki (3) Seluk Beluk Payudara (3) Seni Bercinta (3) Baby Names (2) Internet Marketing (2) Kanker Payudara (2) Kesehatan Telinga (2) Nasionalisme (2) Natural Beauty (2) Para Penguasa (2) Penyakit Jantung (2) Seksologi (2) Selebritis (2) Sleep (2) Teroris (2) Tontonan Anak (2) Alergi (1) Cancer (1) Demam Berdarah (1) Diabetes (1) Indonesia (1) Kenangan (1) Kesehatan Mata (1) Lung Cancer (1) Natural Product (1) Party (1) Penyakit Maag (1) SEO (1) Science (1) Seluk Beluk Ciuman (1) Seluk Beluk Vagina (1) Wa (1) m (1)