Mimisan dalam istilah kedokteran, disebut epistaksis. Fenomena ini ditandai darah yang keluar dari rongga hidung yang kerap dialami oleh balita atau remaja dewasa. Mimisan juga sering terjadi bila anak
menghadapi perubahan cuaca, teriritasi gas yang merangsang, dll.
Misalnya dari tempat yang panas ke tempat yang dingin atau menghadapi
tekanan udara yang berubah. Pada anak acap kali juga hidung kemasukan
benda asing seperti biji-bijian atau benda kecil lain yang menimbulkan
infeksi dan terjadi perdarahan.
Walalupun mimisan dapat berhenti sendiri tapi sebaiknya jangan diabaikan, karena bisa jadi mimisan merupakan gejala dari penyakit atau gangguan yang lebih serius.
Bagi orang tua perlu mewaspadai jika anaknya mengalami mimisan pertama kali yang disertai gejala demam. Karena bisa jadi mimisan tersebut adalah gejala penyakit berat seperti kanker darah.
Mimisan bukanlah penyakit, tetapi gejala dari penyakit atau kelainan yang kebanyakan tidak memiliki sebab yang mudah diidentifikasi.
Secara umum penyebab terjadinya mimisan, yaitu :
- Gangguan yang terlokalisir di hidung, misalnya akibat benturan atau mengeluarkan ingus dengan keras, infeksi, alergi hidung dan tumor.
- Penyakit sistemik seperti kardiovaskular (tekanan darah tinggi), penyakit darah (leukemia), kanker darah, gangguan pembekuan darah (hemofilia), infeksi (DBD, TBC dan demam tiroid), penyakit liver dan kencing manis.
- Gangguan hormonal, seperti meningkatnya kadar estrogen pada perempuan dan menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga mudah terjadi mimisan.
- Kekurangan vitamin C dan K.
Mimisan bukanlah penyakit, karena itu mimisan bisa dengan mudah dihentikan. Berikut beberapa cara menangani mimisan dilihat dari lokasi pendarahnnya:
Pendarahan Anterior
Pendarahan anterior biasanya berasal dari sekat hidung bagian depan. Jika sumbernya bisa dilihat, tempat asal pendarahan tersebut dikaustik dengan larutan AgNO3 (perak nitrat). Caranya: basahi kapas lidi dengan larutan AgNO3 lalu oleskan pada pembuluh darah yang terbuka. Kemudian daerah yang dikaustik diolesi salep antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.
Bila pendarahan tidak berhenti juga, maka upaya selanjutnya adalah dengan memasang tampon anterior. Kapas atau kasa digulung dan dimasukan ke dalam lubang hidung sampai padat sehingga dapat menekan pembuluh darah yang pecah.
Pendarahan Posterior
Pendarahan ini disebabkan pecahnya pembuluh darah yang berada di bagian belakang hidung. Pendarahan posterior biasanya lebih hebat dan susah dicari sumber pendarahannya sehingga lebih sulit diatasi. Untuk menanggulanginya dilakukan pemasangan tampon posterior yang disebut tampon bellocq.
Tips Atasi Mimisan di rumah :
- Dudukan penderita dalam posisi sedikit membungkuk
- Jepit hidung selama 10 menit dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
- Usahakan jangan bernafas lewat hidung
- Jika pendarahan tidak juga berhenti segera bawa ke dokter
Mimisan juga sering terjadi bila anak menghadapi perubahan cuaca, teriritasi gas yang merangsang, dll. Misalnya dari tempat yang panas ke tempat yang dingin atau menghadapi tekanan udara yang berubah. Pada anak acap kali juga hidung kemasukan benda asing seperti biji-bijian atau benda kecil lain yang menimbulkan infeksi dan terjadi perdarahan. Pada kasus ini biasanya dengan tanda-tanda keluar bau busuk dari lubang hidungnya. "Namun setelah anak lulus SD tidak akan terjadi mimisan lagi karena pembuluh serta sel lendir pada rongga hidung sudah lebih kuat," tambah dr. Bambang.
Yang harus lebih diwaspadai kalau sumber berasal dari dalam atau posterior karena bisa jadi merupakan indikasi suatu penyakit serius seperti demam berdarah, tekanan darah tinggi, tumor ganas pada rongga hidung atau nasofaring, kanker darah (leukemia), atau kelainan darah hemofilia (tidak memiliki zat pembeku faktor VIII), penyakit kardiovaskuler, dll.
Pada umumnya kejadian perdarahan posterior lebih sering (setiap 1 - 2 hari) dengan perdarahan lebih banyak sehingga lebih sulit diatasi. Perdarahan posterior kebanyakan terjadi pada para orang dewasa walaupun tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya, khususnya kalau terjadi infeksi, demam berdarah, atau leukemia. "Kalau darah keluar sampai berhari-hari sebanyak sekitar 1 - 2 l, harus segera diatasi, jangan sampai terjadi kekurangan darah (anemia) atau yang lebih parah terjadi shock (turunnya tekanan darah secara mendadak yang diikuti pingsan)."
Untuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon posterior dengan cara yang lebih rumit karena tampon harus dimasukkan ke dalam. Setelah darah berhasil dihentikan, barulah diteliti lebih lanjut penyebabnya. Pemeriksaan tidak bisa hanya berdasarkan darah yang keluar saja sebab tidak akan terdeteksi penyebab yang tepat.
Kalau sampai terjadi perdarahan hidung pada seseorang dengan kelainan tekanan darah, belum berarti ini menandakan gejala stroke, karena perdarahan bukan berasal dari rongga otak. Hanya saja epistaksis karena tekanan darah tinggi pada umumnya hebat, sering kambuh dan tidak terduga terjadinya. Biasanya pada penderita tekanan darah tinggi perdarahan pada hidung berindikasi bahwa tekanannya sedang tinggi atau naik dan tentunya ia harus waspada.
Sedangkan perdarahan hidung posterior karena infeksi bisa karena sinus paranasal seperti rinitis atau sinusitis. Yang lebih parah adalah infeksi karena penyakit lupus, sifilis, dan lepra.
Tentu saja yang terparah kalau terjadi suatu keganasan pada rongga hidung atau nasofaring. Pengobatan di sini tidak bisa dengan pembedahan melainkan hanya dengan penyinaran dan kemoterapi.
Wanita hamil ada kalanya juga bisa mengalami epistaksis karena gangguan hormonal. Namun, sepanjang hanya pada batas normal, tidak perlu dikhawatirkan. Walau demikian, kalau perdarahan hidung sudah pada taraf serius, memang harus segera diatasi agar tidak mempengaruhi perkembangan sang janin.
Dr. Bambang Hermani menekankan tiga prinsip utama kalau melihat seseorang mengalami perdarahan hidung. Pertama-tama menanggulangi atau menghentikan perdarahannya, mencegah terjadinya komplikasi serta epistaksis. Bila sampai terjadi shock, memperbaiki keadaan si pasien dulu secara umum.
Menghentikan perdarahan secara aktif seperti dengan pemasangan tampon tadi lebih baik daripada pemberian obat hemostatik (pembeku darah), sambil menunggu epistaksis berhenti dengan sendirinya.
Yang perlu diingat lagi, pasien harus diperiksa dalam posisi duduk. Kalau keadaannya terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan bantal di belakang punggungnya.
Sumber perdarahan dicari oleh dokter dengan bantuan alat pengisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian tampon kapas yang sudah dibasahi dengan obat tertentu dimasukkan ke dalam rongga hidung. Tampon dibiarkan selama 3 - 5 menit. Dengan cara ini dapat diketahui apakah sumber perdarahan dari anterior atau posterior. ( suaramedia.com )
Yang harus lebih diwaspadai kalau sumber berasal dari dalam atau posterior karena bisa jadi merupakan indikasi suatu penyakit serius seperti demam berdarah, tekanan darah tinggi, tumor ganas pada rongga hidung atau nasofaring, kanker darah (leukemia), atau kelainan darah hemofilia (tidak memiliki zat pembeku faktor VIII), penyakit kardiovaskuler, dll.
Pada umumnya kejadian perdarahan posterior lebih sering (setiap 1 - 2 hari) dengan perdarahan lebih banyak sehingga lebih sulit diatasi. Perdarahan posterior kebanyakan terjadi pada para orang dewasa walaupun tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya, khususnya kalau terjadi infeksi, demam berdarah, atau leukemia. "Kalau darah keluar sampai berhari-hari sebanyak sekitar 1 - 2 l, harus segera diatasi, jangan sampai terjadi kekurangan darah (anemia) atau yang lebih parah terjadi shock (turunnya tekanan darah secara mendadak yang diikuti pingsan)."
Untuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon posterior dengan cara yang lebih rumit karena tampon harus dimasukkan ke dalam. Setelah darah berhasil dihentikan, barulah diteliti lebih lanjut penyebabnya. Pemeriksaan tidak bisa hanya berdasarkan darah yang keluar saja sebab tidak akan terdeteksi penyebab yang tepat.
Kalau sampai terjadi perdarahan hidung pada seseorang dengan kelainan tekanan darah, belum berarti ini menandakan gejala stroke, karena perdarahan bukan berasal dari rongga otak. Hanya saja epistaksis karena tekanan darah tinggi pada umumnya hebat, sering kambuh dan tidak terduga terjadinya. Biasanya pada penderita tekanan darah tinggi perdarahan pada hidung berindikasi bahwa tekanannya sedang tinggi atau naik dan tentunya ia harus waspada.
Sedangkan perdarahan hidung posterior karena infeksi bisa karena sinus paranasal seperti rinitis atau sinusitis. Yang lebih parah adalah infeksi karena penyakit lupus, sifilis, dan lepra.
Tentu saja yang terparah kalau terjadi suatu keganasan pada rongga hidung atau nasofaring. Pengobatan di sini tidak bisa dengan pembedahan melainkan hanya dengan penyinaran dan kemoterapi.
Wanita hamil ada kalanya juga bisa mengalami epistaksis karena gangguan hormonal. Namun, sepanjang hanya pada batas normal, tidak perlu dikhawatirkan. Walau demikian, kalau perdarahan hidung sudah pada taraf serius, memang harus segera diatasi agar tidak mempengaruhi perkembangan sang janin.
Dr. Bambang Hermani menekankan tiga prinsip utama kalau melihat seseorang mengalami perdarahan hidung. Pertama-tama menanggulangi atau menghentikan perdarahannya, mencegah terjadinya komplikasi serta epistaksis. Bila sampai terjadi shock, memperbaiki keadaan si pasien dulu secara umum.
Menghentikan perdarahan secara aktif seperti dengan pemasangan tampon tadi lebih baik daripada pemberian obat hemostatik (pembeku darah), sambil menunggu epistaksis berhenti dengan sendirinya.
Yang perlu diingat lagi, pasien harus diperiksa dalam posisi duduk. Kalau keadaannya terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan bantal di belakang punggungnya.
Sumber perdarahan dicari oleh dokter dengan bantuan alat pengisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian tampon kapas yang sudah dibasahi dengan obat tertentu dimasukkan ke dalam rongga hidung. Tampon dibiarkan selama 3 - 5 menit. Dengan cara ini dapat diketahui apakah sumber perdarahan dari anterior atau posterior. ( suaramedia.com )
- Seven Steps to Great Makeup - Makeup is meant to enhance features not bring negative attention to you. That's what wearing too much makeup will do; it will bring you unwanted attention. Avoid…
- The Lore And Beauty Of Turquoise - Turquoise has been sought after for centuries for it’s beauty and healing powers. Well known for it’s uses in Native American jewelry and carvings, it has been…
- Tentang Bayi Tabung dan Permasalahannya. Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi yang terbentuk di dalam tabung, melainkan dimaksudkan sebagai metode untuk membantu…
- Belakangan ini heboh pekerjaan rumah (PR) pelajaran Matematika anak kelas kelas 2 SD. Habibi, murid kelas 2 SD di Jawa Tengah itu hanya mendapat nilai 20 dari 10 soal. Ternyata Habibi tidak…
- Saat hamil, wanita dianjurkan untuk menghindari produk-produk kimia. Hal itu untuk menghindari keguguran dan risiko janin terkontaminasi zat kimia yang bisa memicu kelainan pada kondisi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar