Antara Narkoba dan Video Game Untuk Anak. Pilih Mana ?


Antara Narkoba dan Video Game Untuk Anak. Pilih Mana ? Seorang psikolog asal Jerman mengklaim bahwa memainkan game komputer secara psikologis dapat membuat kecanduan. Serupa dengan candu-candu lainnya yang biasa dikonsumsi.

Klaus Woelfling, psikolog dan kepala Clinic for Gaming Addiction di University of Mainz menyebutkan bahwa jika pengguna memutuskan hubungan dengan komputer, mereka akan melalui gejala klasik seperti mengucilkan diri.

Seperti VIVAnews kutip dari Top IN News, 2 Agustus 2009, Woelfling memperingatkan bahwa pecandu yang tidak dapat mengakses game mereka juga bisa memperlihatkan gejala seperti detak jantung yang tidak normal ataupun keringat yang berlebih.

Ini serupa dengan orang yang mulai berhenti menggunakan obat-obatan meski Woelfling tidak menyebutkan apakah pecandu game juga mengalami halusinasi saat mereka berhenti bermain. Akan tetapi, sejumlah pemain memang memimpikan game yang merka mainkan saat tertidur.

Umumnya, masalah hanya muncul ketika pemain tidak lagi bisa membuat keputusan rasional seputar waktu memulai, mengakhiri dan durasi dari waktu bermain mereka dan merasa tidak mampu menahan diri untuk tidak bermain. "Orang-orang seperti ini merupakan pecandu dan perlu mendapatkan perawatan semestinya," kata Woelfling. "Jika teman-teman atau keluarganya melihat tanda-tanda seperti ini, mereka harusnya membicarakan hal tersebut tanpa perlu menuduh atau menghakimi," ucapnya.

Menurut Woelfling, banyak pecandu game yang tidak nyaman mendiskusikan masalah yang mereka alami.

ooOoo

Mencegah Si Kecil Kecanduan Bermain Video Game.

Saat ini, banyak anak-anak tidak suka bermain di luar rumah dan cenderung bermain video game. Mereka bahkan bermain hingga ketagihan dan lupa belajar. Jika sudah demikian, tentu saja akan berdampak negatif pada nilainya di sekolah.

Tidak hanya itu, ketagihan bermain video game juga berefek buruk pada perkembangan psikologisnya. Anak bisa menjadi lebih agresif dan sulit diajak berkomunikasi. Hal itu karena pikirannya terfokus pada video game. Untuk itu, sebelum si kecil ketagihan bermain video game Anda bisa melakukan beberapa pencegahan.

Ketahui jenis permainan

Saat membelikan kaset video game Anda harus mengetahui isinya. Jangan langsung mengiyakan jika si kecil minta dibelikan kaset terbaru. Periksa dulu apakah permainan tersebut menimbulkan kecanduan atau tidak. Lalu, ketahui juga apakah untuk memainkannya butuh waktu lama. Lebih teliti dalam memilih permaianan yang akan dibelikan. Jangan sampai Anda membelikan barang yang malah merusak si kecil.

Terapkan sistem hadiah

Televisi dan video game adalah dua hal yang berisiko tinggi membuat si kecil ketagihan. Untuk itu kurangi waktunya untuk bermain video game dan menonton televisi. Jika si kecil berhasil mengurangi waktu menonton dan bermain, berikan hadiah kecil padanya. Dengan begitu, ia akan merasa terlalu banyak menonton televisi dan bermain video game tidak baik untuknya dan Anda menghargai jika ia mengurangi waktu untuk itu.

Disiplin dengan jadwal

Buatlah jadwal kegiatan si kecil secara merinci dan tuliskan di papan atau karton yang menarik. Libatkan juga si kecil dalam pembuatan jadwal tersebut. Mintalah si kecil untuk menaati jadwal yang telah dibuat, Anda pun bisa mengontrol waktunya bermain video game ataupun menonton televisi. Jika ia tidak menaatinya, berikan hukuman. Misalnya dengan mengurangi waktunya menonton atau bermain video game.

Liburan keluarga

Jika Anda merasa si kecil terlalu banyak bermain video game, jangan langsung menyalahkannya. Mungkin juga ia banyak bermain karena Anda tidak punya cukup waktu untuknya. Buatlah jadwal liburan keluarga, ajak si kecil bermain di pantai, gunung atau sekedar berenang. Dengan begitu, ia tahu banyak permainan seru selain video game.

Ajak diskusi

Jika si kecil sudah menunjukan tanda-tanda ketagihan seperti sulit dibatasi atau membantah keras saat dilarang segera ajak dia berdiskusi. Bicarakan padanya efek buruk dari terlalu banyak bermain video game. Ia tidak hanya akan kehilangan waktu untuk beljar tetapi juga bisa tidak mendapatkan teman baru. Dengarkan juga saat si kecil bicara dan jangan memotongnya. Dengan begitu ia akan merasa dihargai. [ VIVAnews ]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kesehatan (50) Fisikologi Anak (37) Ibu dan Buah Hati (36) Rahasia Pria (33) Pasangan Hidup (31) Fisikologi (30) Anak (29) Agama (28) Tips dan Triks (28) Karyawan (25) Puasa Dan Lebaran (25) Ramuan Herbal (25) Kehamilan (23) Filosofi (21) Orang Tua (20) Penyakit (20) Rahasia Wanita (20) Beauty (19) Rahasia Tubuh (19) Produk (18) Suami Isteri (17) Tips and Trick (17) Health (16) Insomnia (16) Pendidikan (16) Pendidikan Anak (15) Rumah Tangga (15) Gaya Hidup (14) Lifestyle (14) Mitos dan Fakta (13) Tekhnologi Untuk Anak (13) Bahasa Tubuh (12) Budaya (12) Kasih Sayang (12) Kecerdasan Anak (12) Friendships (11) Kecantikan (11) No Smoking (11) Remaja (11) Diet (10) Kehidupan (10) Masalah Tidur Pada Anak (10) Autisme (9) Breast Bancer (9) Kesehatan Anak (9) Beauty Products (8) Makanan (8) Dating (7) Fashions (7) Kesehatan Wanita (7) Kesehatan Gigi (7) Moral (7) Beauty Recipes (6) Facebook (6) Hukum Islam (6) Kartu Kredit (6) Perawatan Rambut (6) Pernikahan (6) Perselingkuhan (6) Jewelry (5) Kesehatan Kulit (5) Pengobatan (5) Bayi Prematur (4) Breast Feeding (4) Fenomena (4) Keamanan (4) Products (4) Therapy (4) Wedding (4) Baby Gift (3) Baby games (3) Inner Beauty (3) Kejahatan (3) Multivitamin (3) Online Dating (3) Pendidikan Keluarga (3) Rezeki (3) Seluk Beluk Payudara (3) Seni Bercinta (3) Tekhnologi (3) Baby Names (2) Internet Marketing (2) Kanker Payudara (2) Kesehatan Telinga (2) Nasionalisme (2) Natural Beauty (2) Para Penguasa (2) Penyakit Jantung (2) Seksologi (2) Selebritis (2) Sleep (2) Teroris (2) Tontonan Anak (2) Alergi (1) Cancer (1) Demam Berdarah (1) Diabetes (1) Indonesia (1) Kenangan (1) Kesehatan Mata (1) Lung Cancer (1) Natural Product (1) Party (1) Penyakit Maag (1) SEO (1) Science (1) Seluk Beluk Ciuman (1) Seluk Beluk Vagina (1) Wa (1) m (1)